... Website terbaik untuk menyelesaikan masalah ...

Pertusis ( Batuk Rejan )

Pertusis ( Batuk Rejan )



Pertusis yang sering juga disebut batuk rejan adalah penyakit infeksi bakterial yang menyerang sistem pernapasan yang melibatkan pita suara (larinks), trakea dan bronkial. Infeksi ini menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan serangan batuk yang parah.
Batuk rejan dapat menyerang segala umur, 60 % menyerang anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun. Penyakit ini akan menjadi serius jika menyerang bayi berumur kurang dari 1 tahun. Biasanya pada bayi yang baru lahir dan keadaannya menjadi lebih parah.

Para dokter melaporkan lebih dari 7000 kasus batuk rejan yang terjadi tahun lalu. Sebenarnya lebih banyak kasus yang terjadi tetapi gejala yang timbul pada remaja dan orang dewasa biasanya lebih ringan. Akibatnya, para remaja dan orang dewasa memutuskan tidak menemui dokter untuk mengobati gejala-gejalanya atau dokter tidak mengetahui gejala-gejala yang ringan tersebut sebagai batuk rejan.
Batuk adalah gejala khas dari batuk rejan. Serangan batuk terjadi tiba-tiba dan berlanjut terus tanpa henti hingga seluruh udara di dalam paru-paru terbuang keluar. Akibatnya saat napas berikut, si anak telah kekurangan udara sehingga bernapas dengan cepat akibatnya suara pernapasan berbunyi seperti pada bayi yang baru lahir berumur kurang dari 6 bulan dan pada orang dewasa, bunyi ini sering tidak terdengar. Batuk pada batuk rejan biasanya sangat parah hingga muntah-muntah dan penderita sangat kelelahan setelah serangan batuk. Di antara episode batuk, anak yang terinfeksi terlihat normal ( tanpa gejala ).
Batuk rejan diobati dengan antibiotika untuk mengurangi penyebaran infeksi. Jika pengobatan dimulai pada tahap awal penyakit, maka dapat memperpendek perjalanan penyakit tersebut.

Anak-anak harus diimunisasi terhadap pertusis. Imunisasi sangat efektif mencegah penularan penyakit ini. Sebelum vaksin penyakit ini ditemukan, sebanyak 270.000 kasus pertusis terjadi tiap tahunnya. Dengan pendistribusian vaksin, sejumlah kasus pertusis menurun hingga 1010 pada tahun 1976. Sejak itu jumlah kasus tiap tahunnya meningkat di atas 7000. Karena alasan tersebut banyak orangtua yang memilih tidak memberikan vaksin pada anak-anaknya.

Orang dewasa yang tidak pernah diimunisasi, yang tidak mendapatkan imunisasi dengan baik atau daya imunisasinya telah menurun dapat juga terinfeksi batuk rejan. Pada orang dewasa biasanya gejala yang terjadi ringan, tetapi mereka dapat menularkan penyakit itu kepada orang lainnya, termasuk anak-anak yang belum diimunisasi. Bayi-bayi yang tidak diimunisasi selalu tertular batuk rejan dari orang dewasa karier ( pembawa penyakit ) yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut.

Batuk rejan sangat infeksius terhadap bagi orang yang tidak memiliki kekebalan. Penyakit ini mudah menyebar ketika si penderita batuk. Waktu antara paparan penyakit hingga menimbulkan gejala-gejala (masa inkubasi) adalah antara 7 dan 14 hari.


Sekali seseorang terinfeksi pertusis, maka orang tersebut kebal terhadap penyakit tersebut untuk beberapa tahun, tetapi tidak seumur hidup. Kadang-kadang orang tersebut terinfeksi batuk rejan kembali setelah beberapa tahun kemudian. Pada saat ini vaksin pertusis tidak dianjurkan bagi orang dewasa. Walaupun, orang dewasa sering sebagai penyebab infeksi pertusis pada anak-anak, mungkin vaksin untuk orang dewasa dianjurkan di masa depan.

ertussis DEFINISI
Pertusis (Batuk Rejan, Whooping Cough) adalah infeksi bakteri pada saluran pernafasan yang sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri dengan suara pernafasan dalam bernada tinggi (melengking).

Pertusis bisa terjadi pada usia berapapun, tetapi 50% kasus ditemukan pada anak berumur dibawah 4 tahun.
Serangan pertusis yang pertama tidak selalu memberikan kekebalan penuh. Jika terjadi serangan pertusis kedua, biasanya bersifat ringan dan tidak selalu dikenali sebagai pertusis.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah bakteri Bordetella pertussis.
Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah penderita.

GEJALA
Gejala timbul dalam waktu 7-10 hari setelah terinfeksi.
Bakteri menginfeksi lapisan tenggorokan, trakea dan saluran udara sehingga pembentukan lendir semakin banyak. Pada awalnya lendir encer, tetapi kemudian menjadi kental dan lengket.

Infeksi berlangsung selama 6 minggu, dan berkembang melalui 3 tahapan:
  1. Tahap kataral (mulai terjadi secara bertahap dalam waktu 7-10 hari setelah terinfeksi)
    Gejalanya menyerupai flu ringan:
    - Bersin-bersin
    - Mata berair
    - Nafsu makan berkurang
    - Lesu
    - Batuk (pada awalnya hanya timbul di malam hari kemudian terjadi sepanjang hari).
  2. Tahap paroksismal (mulai timbul dalam waktu 10-14 hari setelah timbulnya gejala awal)
    5-15 kali batuk diikuti dengan menghirup nafas dalam dengan nada tinggi. Setelah beberapa kali bernafas normal, batuk kembali terjadi diakhiri dengan menghirup nafas bernada tinggi.
    Batuk bisa disertai pengeluaran sejumlah besar lendir yang biasanya ditelan oleh bayi/anak-anak atau tampak sebagai gelembung udara di hidungnya).
    Batuk atau lendir yang kental sering merangsang terjadinya muntah.
    Serangan batuk bisa diakhiri oleh penurunan kesadaran yang bersifat sementara.
    Pada bayi, apneu (henti nafas) dan tersedak lebih sering terjadi dibandingkan dengan tarikan nafas yang bernada tinggi.
  3. Tahap konvalesen (mulai terjadi dalam waktu 4-6 minggu setelah gejala awal)
    Batuk semakin berkurang, muntah juga berkurang, anak tampak merasa lebih baik.
    Kadang batuk terjadi selama berbulan-bulan, biasanya akibat iritasi saluran pernafasan.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
- Pembiakan lendir hidung dan mulut
- Pembiakan apus tenggorokan
- Pemeriksaan darah lengkap (terjadi peningkatan jumlah sel darah putih yang ditandai dengan sejumlah besar limfosit)
- Pemeriksaan serologis untuk Bordetella pertussis
- ELISA.

PENGOBATAN
Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit.
Mereka ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang serangan batuk.

Bisa dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan.
Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea.

Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka diberikan cairan melalui infus.
Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering.



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 10.39 and have 1 komentar

1 komentar: