A. Pengertian
Amputasi pada ekstermitas bawah
sering diperlukan sebagai akibat penyakit vaskuler perifer progresif, gangrene,
trauma, deformitas congenital atau tumor ganas. Juga dianggap ebagai suatu
jenis pembedahan rekonstruksi drastic.
B. Faktor yang mempengaruhi amputasi
Pasien yang memerlukan amputasi
biasanya muda dengan trauma ekstremitas berat atau manula dengan penyakit
vaskuler verifier. Lansia dengan
penyakit vaskuler verifier sering mengidap masalah kesehatan lain, termasuk
diabetes mellitus dan arteriosclerosis. Amputasi terapeutik untuk kondisi yang
sudah berlangsung lama dapat membebaskan pasien dari nyeri, disabilitas, dan
ketergantungan. Perencanaan rehabilitasi dan psikologi dimulai sebelum amputasi
dilaksanakan. Namun, kelainan kardiovaskuler, resourasi, atau neurologik
mungkin dapat m,embatasi kemajuan rehabilitasi.
C. Tingkatan Amputasi
Ampuasi dilakukan pada titik paling
distal yang masiyh dapat mencapai penyembuhan dengan baik. Tempat amputasi
ditentukan berdasar 2 faktor: peredaran darah pada bagian itu dan kegunaan
fungsional. Status peredaran darah eksteremitas di evaluasi melaui pemeriksaan
fisik dan uji tertentu perfusi otot dan kulit sangat penting untuk penyembuhan.
Floemetri Dopler, penentuan tekanan darah segmental, dan tekanan parsiel
oksigen perkutan (PaO2), merupakan uji yang sangat berguna.
Tujuan pembedahan adalah mempertahankan
sebanyak mungkin panjang ekstremitas konsisten dengan pembasmian proses
penyakit. Amputasi jari kaki dan sebagian kaki hanya menimbulkan perubahan
minor dalam gaya
jalan dan keseimbangan. Amputasi Syime (modifikasi amputasi disartikuasi
pergelangan kaki) dilakukan paling sering pada trauma kaki ekstensif dan
mengahasilkan eksteremitas yang bebas nyeri yang kuat dan yang dapat menahan
beban berat badan penuh. Amputasi bawah lutut lebih baik dibanding amputasi
diatas lutut karena pentingnya sendi lutut dan kebutuhan energi buat berjalan.
Diartikulasi sendi lutut paling berhasil pada pasien muda, aktif, yang masih
mampu mengembangkan kontrol yang tepat terhadap prostesis. Bila dilakukan
amputasi atas lutut, pertahankan sebanyak mungkin banyaknya otot dibentuk dan
distabilkan, dan kontraktur pinggul dapat dicegah untuk potensial ambulasi
maksimal.
D. Penatalaksanaan sisa tungkai
Tujuan bedah utama adalah mencapai
penyembuhan luka amputasi, mengahasilkan sisa tungkai yang tidak nyeri tungkai
dengan kulit yang sehat untuk penggunaan prostesis. Penyenbuhan dipercepat
dengan penaganan lembut terhadap sisa tungkai, pengontrolan edema sisa tungkai
dengan balutan kompres lunak atau rigid dan menggunakan tehnik aseptic dalam
perawatan luka untuk menghindari infeksi.
- Balutan Rigid tertutup
Digunakan untuk mendapatkan kompresi yang rata,
menyangga jaringan lunak dan mengontrol nyeri, dan mencegah kontraktur. Segera
setelah pembedahan balutan gips rigid dipasang dan dilengkapi tempat memasang
ekstensi prostesis sementara dan kaki buatan. Puntung kemudian dibalut dengan
balutan gips elastis yang ketika mengeras akan memperthanakan tekanan yang
merata. Gips diganti dalam waktu sekitar 10-14 hari. Bila ada peningkatan suhu
tubuh, nyeri berat, atau gips yang muali longgar harus segera diganti.
- Balutan lunak
Digunakan bila diperluakan inspeksi berkala puntung
sesuai kebutuhan. Bidai immobilisai dapat dibalutkan dengan balutan. Hematoma
atau luka puntung dikontrol dengan alat drainase luka untuk meminimalkan
infeksi.
- Amputasi bertahap
Dilakukan jika ada gangrene atau infeksi. Pertama-tama
dilakukan amputasi guillotine untuk mengangkat semua jaringan nekrosis dan
sepsis. Luka didebridemen dan dibiarkan mongering. Sepsis ditangani dengan
antibiotika dalam beberapa hari, ketika infeksi telah terkontrol dan pasien
telah stabil, dialkuakn amputasi definitive dengan penutupan kulit.
E. Komplikasi
Komplikasi amputasi meliputi: perdarahan, infeksi dan kerusakan
kulit. Karena ada pembuluh darah besar yang dipotong, dapat terjadi perdarahan
massif. Infeksi merupakan komplikasi pada semua pembedahan; dengan peredaran darah
buruk atau kontaminasi luka setelah amputasi traumatika, resiko infeksi
meningkat. Penyembuhan luka yang buruk dan iritasi akibat prostesis dapat
menyebabkan kerusakan kulit.
Posted by 09.30 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar