... Website terbaik untuk menyelesaikan masalah ...

KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN


      A.    DEFINISI
Kata kerja “memimpin” diartikan bermacam-macam, seperti untuk memandu, menjalankan di dalam arah tertentu, untuk mengarahkan, berjalan di depan, menjadi yang pertama, membuka permainan dan cenderung kepada hasil yang pasti. Seorang manajer perawat memimpin pekerja tambahan dengan menjelaskan setapak demi setapak menuju tujuan kelembagaan dan dengan memanfaatkan usaha pekerja mencapai tujuan.

B.     KEGIATAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan termasuk kegiatan berikut : mengarahkan, atau menunjukkan jalan, mensupervisi, atau mengawasi tindakan, dan mengkoordinasikan, atau mempersatukan usaha dari individu-individu yang berbeda.
Dari semua aktivitas, mengarahkan adalah yang paling sulit. Untuk memimpin bawahan sepanjang jalan tindakan yang telah ditetapkan, seorang pemimpin harus memiliki gambaran akhir yang jelas, harus terbiasa dengan kemampuan dan motivasi bawahan, dan harus menghargai pengeluaran waktu dan usaha mengikuti jalan yang telah ditentukan.
Mengarahkan orang lain merupakan transaksi yang rumit karena hal tersebut menempatkan pemimpin di dalam peran otoriter atau parenteral, sehingga bawahan cenderung untuk bereaksi melawan. Mengawasi merupakan kegiatan termudah dari ketiga kegiatan tersebut karena tanggung jawab supervisor sendiri mendatangkan keingintahuan dan perhatian mengenai kontribusi bawahan.
Akhirnya koordinasi merupakan kegiatan kepemimpinan yang sangat penting karena kecuali usaha, semua pegawai disatukan dan difokuskan jelas pada tujuan kelembagaan, tenaga ahli yang bermacam-macam bias bekerja pada maksud yang sama satu sama lain.

C.    PERAN KEPEMIMPINAN
Demi kejelasan, manajer di setiap lapisan hirarki kelembagaan sebaiknya dihubungkan dengan istikah yang berbeda. Manajer puncak, seperti direktur keperawatan, dihubungkan dengan eksekutif. Manajer di lapis selanjutnya adalah seorang administrator atau pengelola. Manajer dalam urutan menengah disebut supervisor. Manajer lini pertama unit rawat pasien disebut kepala perawat atau manajer rawat pasien. Manajer pada setiap lapisan hirarki mengarahkan, mengawasi, dan mengkoorninasikan usaha dari bawahan, namun manajer di lapisan atas dan lapisan rendah berbesa di dalam kekhususan pengarahan, dekatnya supervisi, metode koordinasi.
Kepala perawat memberikan pengarahan rinci dan tegas kepada staf perawat, terkadang bekerja di samping bawahannya untuk memeriksa ketrampilan tehnis atau ketrampilan perorangan, dan mngkoordinasikan kegiatan staf lewat patroli harian ke rumah sakit, laporan tim, dan tinjauan rencana perawatan pasien.

D.    GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi empat (4), yaitu :
1.      Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dengan reward dan punishment.
2.      Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemapuan setiap staf. Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
3.      Partisipatif
Merupakan kepemimpinan gabungan antara otokratik dan demokrasi, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisa masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Staf diminta saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada pada kelompok.

4.      Bebas Tindak
Merupakan kepemimpinan offisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf / bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.

E.     KOMPETENSI KEPEMIMPINAN
1.      Berkomunikasi tentang organisasi dan dalam memfasilitasi kegiatan organisasi dan pelaksanaan perubahan.
2.      Bendelegasikan dan mendapatkan orang lain untuk melaksanankan tugas dan menerima tanggung jawab
3.      Menseleksi dan memilih pegawai yang tepat
4.      Menciptakan budaya organisasi yang kondusif dan efektif
5.      Mengkonsultasikan dengan staf dan orang lain di luar organisasi yang sesuai tentang keadaan organisasi
6.      Mengenal kapan peraturan harus dilaksanakan ( fleksibilitas )



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 10.46 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar